Selasa, 22 Januari 2013

Pelapisan Sosial dan Kesamaan Derajat



Konflik Papua karena Ketidakadilan dan Kesejahteraan
Jakarta (ANTARA News) – Ketua DPR RI, Marzuki Alie, menyatakan, akar permasalahan konflik di Papua adalah rasa ketidakadilan dan belum meratanya kesejahteraan sosial-ekonomi masyarakat Papua.
“Masyarakat Papua ingin dihargai sebagai manusia bermartabat. Untuk itulah diperlukan dialog secara konstruktif dalam menciptakan kedamaian di bumi Papua,” kata Marzuki Alie saat pidato di rapat paripurna DPR RI pembukaan masa sidang II tahun sidang 2011-2012 di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin,
Marzuki menambahkan, semua permasalahan tersebut memerlukan penanganan serius.
“Tidak hanya pernyataan prihatin saja, tetapi harus dibarengi dengan langkah-langkah kongkrit pemerintah,” sebut dia.
Pemerintah, lanjutnya, telah membentuk Unit Percepatan Pembangunan Provinsi Papua dan Papua Barat (UP4B) melalui Perpres Nomor 65 Tahun 2011.
“Unit ini harus diberikan kesempatan untuk bekerja efektif, efisien dan terutama melakukan keomunikasi intensif dengan mengedepankan dialog untuk menemukan solusi,” kata Marzuki.
Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat itu menambahkan, pemberian otonomi khusus berdasarkan UU 21 Tahun 2001 yang telah diubah menjadi UU 35 Tahun 2008 adalah sudah tepat.
“Otonomi khusus itu merupakan awal kebijakan yang tepat guna membangun kepercayaan masyarakat Papua,” ujarnya.
Namun, dengan kucuran dana Rp300 triliun, masyarakat Papua tidak merasa ada peningkatan kesejahteraan.
Menurut Marzuki, otonomi khusus itu tidak berjalan efektif dan amanat UU tentang Otonomi Khusus itu belum dilaksanakan secara maksimal.
“Pekerjaan rumah kita adalah bagaimana mendorong kesadaran generasi muda Papua sebagai bagian dari Indonesia, bagaimana Papaua merasa memiliki Indonesia,” kata Marzuki.
Kesimpulan
Menurut saya, konflik yang sudah bertahun-tahun terjadi diranah Papua ini disebabkan karena tidak adanya kesamaan derajat dan ketidakpedulian Pemimpin Indonesia terhadap rakyat Papua. Ini yang menyebabkan munculnya ketidakpuasan yang berujung pada perlawanan mereka. Faktor lain penyebab konflik di Papua lainnya adalah persoalan integrasi yang meninggalkan penderitaan bagi rakyat Papua. Kemudian, ditambah dengan pembangunan yang gagal sampai saat ini. Jadi solusi untuk mengatasi kasus ini dengan melakukan pendakatan bukan hanya dengan pendekatan politik saja, tetapi dengan pendekatan pembangunan di tanah Papua

Tidak ada komentar:

Posting Komentar